JakJazz

JakJazz 2025 Siap Menggema: Dari Sunyi Kembali Bersemi

JakJazz 2025 hadir dengan tagline “Dari Sunyi Kembali Bersemi”, membawa misi menghormati warisan musisi senior sekaligus memberdayakan talenta muda.

Festival Director Tommy Maulana (ketiga dari kiri) bersama tim dalam acara JakJazz Intimate Media Luncheon 2025 di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 24 September 2025. TEMPO/Silvia Alya Rahmah

SETELAH enam tahun absen, festival jazz legendaris Jakarta Internasional Jazz Festival atau JakJazz akhirnya akan kembali bergema di ibu kota pada akhir tahun ini. Festival musik ini akan menggelar acara pada 20 Desember 2025 di Senayan Park.

JakJazz 2025 mengusung tagline “Dari Sunyi Kembali Bersemi”. Chairman JakJazz Sari W. Pramono menyebut bahwa dorongan komunitas menjadi kunci dalam hadirnya kembali festival musik jazz pertama di Indonesia ini.

“Melihat dari antusiasme dari teman-teman komunitas yang sudah rindu dengan JakJazz, ternyata banyak juga kawan-kawan yang mendukung bahwa JakJazz ini harus ada lagi,” ujarnya dalam acara JakJazz Intimate Media Luncheon 2025 di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 24 September 2025.

Dorongan itu menjadi bahan bakar agar JakJazz tak hanya kembali sebagai nostalgia, melainkan sebagai festival bertransformasi. Tak hanya itu, Sari juga menuturkan bahwa mereka mendapat dorongan dari Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno untuk ikut serta dalam menghidupkan kembali wisata Jakarta.

“Jadi kali ini DKI Jakarta khususnya Pak Wagub menginginkan bagaimana para wisata Jakarta ini kembali hidup dan berkembang. Dan JakJazz ini akan dijadikan salah satu ikon ke depan untuk menghadirkan para wisatawan,” katanya. 

Festival dengan Jiwa

JakJazz bukan sekadar festival musik. Sejak digagas maestro jazz Ireng Maulana pada 1988, JakJazz pernah menjadi barometer jazz di Asia. Musisi dunia seperti Lee Ritenour, Phil Perry, Casiopea, hingga Chika Asamoto pernah tampil di panggung JakJazz.

“JakJazz itu punya jiwa. Dari awal dibangun bukan sekadar event, tapi ada rasa kebersamaan, keterbukaan, dan spontanitas. Musisi legendaris dan musisi muda bisa berbagi panggung, bahkan jam session tanpa rencana. Itu yang membuat atmosfernya intim, hangat, dan sangat manusiawi,” ungkap Tommy Maulana, Festival Director sekaligus putra founder JakJazz. 

Bagi Barry Likumahuwa, yang sejak kecil tumbuh bersama JakJazz, festival ini selalu jadi ruang eksperimen. “Setiap penampilan disiapkan dengan konsep berbeda, sehingga penonton merasakan pengalaman unik yang tak bisa ditemukan di tempat lain,” ucapnya.

Menuju Babak Baru

Comeback kali ini membawa misi  Respecting the Legacy, Empowering the Youth. Sari menegaskan bahwa JakJazz 2025 sebagai momentum untuk menghormati warisan sekaligus membuka ruang bagi generasi muda.

Untuk itu, rangkaian side-event disiapkan agar semangat festival hidup sepanjang tahun. Ada JakJazz Lab (workshop dan kelas kreatif), City Beats (pop-up gigs dan jamming), JakJazz Collabs (kolaborasi lintas industri dan lifestyle), hingga Jazz Parade & Appreciation Night.

Selain musik, JakJazz juga akan melibatkan UMKM dan kuliner Betawi. “Multiplier effect yang kami butuhkan bukan hanya di musik, tapi juga hotel, makanan, dan UKM,” ujar Sari.

Leave a Comment